WARTASIGER, JAKARTA – Terhitung sejak mengambil alih pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Offshore South East Sumatera dari perusahaan migas CNOOC pada 2018, PHE OSES aktif melakukan berbagai inisiatif demi penguatan keandalan fasilitas operasi dan penambahan produksi migas.
Pada 2023 lalu, PHE OSES menuntaskan penggantian jalur pipa utama yang menghubungkan anjungan lepas pantai, antara lain jalur pipa di Anjungan Krisna P ke Anjungan Cinta P1 sepanjang 30 kilometer.
Pekerjaan penggantian instalasi jaringan pipa lainnya, di antaranya meliputi Anjungan Sundari-A ke Anjungan Yvone-A sepanjang 6,5 kilometer, serta dari Anjungan Karmila-A ke Anjungan Titi-A dan dari Anjungan Titi-A ke Anjungan Zelda PC sejauh masing-masing 11,5 dan 3,5 kilometer. Total penggantian jalur pipa yang rampung mencapai 51,5 kilometer.
Selain instalasi jalur pipa, PHE OSES juga melakukan penggantian segmen jalur pipa di dua wilayah, dari Wanda B ke Wanda A, dan dari Pabelokan ke Rama F. Sedangkan penggantian pipa riser dilakukan pada delapan jalur.
“Semua program penggantian pipa ini guna mendukung keberlanjutan produksi migas,” kata Antonius Dwi Arinto, General Manager PHE OSES, dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Mengelola wilayah kerja seluas 5.851 kilometer persegi, yang membentang dari perairan utara Kepulauan Seribu hingga Lampung Timur, memberikan tantangan tersendiri bagi PHE OSES. Tahun ini, PHE OSES mengupayakan strategi pengeboran untuk mencapai target produksi, yang meliputi target pengeboran sumur pengembangan baru.
“Selain upaya peningkatan produksi minyak dan gas dari Anjungan Cinta, mulai pertengahan Oktober ini, kami menjadwalkan pengeboran Sumur Ambar-4 yang berada di dekat perairan Lampung Timur, dan sekitar 150 kilometer dari pesisir utara Jakarta” terangnya.
“Sumur Ambar-4 ini berpotensi memiliki sumberdaya hidrokarbon sebesar 41,35 juta barel minyak. Harapan kami, sumur ini dapat berproduksi pada 2029” Lanjutnya.
Indra Yuliandri selaku VP Exploration Regional 2 menambahkan bahwa pengeboran sumur eksplorasi Ambar-4 dimaksudkan untuk menguji dan mengevaluasi potensi kandungan migas yang terdapat pada Fractured Carbonate Reservoir.
“Sumur ini akan dibor secara berarah (directional) dengan rencana kedalaman akhir sumur di 6423ftMD dan diperkirakan akan dilaksanakan hingga 2 bulan ke depan” ungkapnya.
Lanjutnya, PHE OSES melakukan program pengeboran sumur eksplorasi ini karena dari aspek subsurface memiliki potensi minyak dan gas yang bernilai ekonomis untuk di kembangkan dan di produksikan. Sehingga dapat mendukung upaya pemenuhan kebutuhan energi nasional kedepannya, aktivitas pengeboran direncanakan pada awal 2025.
“PHE OSES juga akan melakukan pengeboran Sumur Widuri, awal tahun depan. Sumur Widuri berlokasi di area North Business Unit, potensi kenaikan kinerja produksi dari Sumur Widuri diperkirakan sebesar 875 barel minyak per hari (BOPD)” paparnya.
INFORMASI UMUM :
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berperan sebagai Subholding Upstream di lingkungan Pertamina. Peran Subholding Upstream yang dijalankan oleh PHE adalah sebagai pengelola lapangan hulu minyak dan gas bumi yang dioperasikan Pertamina baik di dalam maupun luar negeri.
Regional Jawa diberikan kewenangan oleh PHE untuk mengoordinasikan lapangan hulu minyak dan gas bumi di wilayah Jawa bagian barat yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES, Pertamina EP wilayah Jawa Barat dan Pertamina East Natuna. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat.
Regional Jawa terus berupaya meningkatkan angka produksi minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan dalam rencana Kerja, dengan senantiasa menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di setiap lini. Regional Jawa memegang teguh komitmen untuk menjaga prospek bisnis yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan serta berkontribusi dalam terwujudnya kemandirian masyarakat.
Reporter : Rls
No Comments