WARTASIGER, Lampung – Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online (PW IWO) Lampung Edi Arsadad menanggapi sekelompok orang mengaku telah membentuk kepengurusan IWO tandingan ditingkat Provinsi maupun dibeberapa Kabupaten di Provinsi Lampung.
Edi Arsadad berseloroh organisasi IWO memang seksi layaknya perempuan yang sedang mekar, jadi banyak yang mengincarnya.
“Saya berfikir positif saja, IWO inikan makin hari makin bersinar. Jadi wajar banyak yang pengen ambil alih dengan berbagai dalih” ungkapnya.
Menurutnya, banyak yang mengincar bahkan mengklaim kepengurusan IWO tersebut. Bahkan dari informasi terbaru, ada juga dari bukan orang sembarangan.
“Saya baca ada mantan ketua PWI, mantan anggota DPR dan macam macam lah. Ini artinya IWO bukan organisasi yang ecek-ecek” lanjutnya saat ditemui disela sela rapat koordinasi (Rakor) jelang pelaksanaan UKW-IWO ke 2 tahun 2024, di Sribhawono Lampung Timur, (15/11/2024).
Namun demikian, Edi menegaskan bahwa IWO se-Nusantara tetap satu komando dibawah pimpinan Ketua Umum IWO; Dwi Cristianto.
Saat ini pengurus IWO pusat dan Provinsi Lampung, tengah mempersiapkan berbagai kegiatan yang bersifat positif baik untuk organisasi maupun umum.
“Kami terus berupaya meningkatkan SDM dikalangan Wartawan, dengan pelatihan jurnalis dan menggelar UKW tahap 2 tahun ini. Lantas, sekelompok orang yang hendak merusak keharmonisan organisasi seperti itu abaikan saja” ujarnya.
Edi mengungkapkan, untuk bergabung di IWO tidaklah mudah, seorang wartawan yang akan bergabung melalui verifikasi yang ketat, sampai dengan akan diterbitkannya SK dari Pusat terverifikasi secara cermat.
Kata Edi setelah menjadi pengurus ataupun anggota IWO, sesuai AD/ART tidak diperbolehkan menjadi pengurus partai politik dan menjadi pengurus organisasi wartawan lainnya.
“Wartawan yang akan bergabung di IWO, adalah benar-benar seorang wartawan, terdaftar di media, benar-benar menulis, dan taat akan kode etik jurnalistik maupun anggaran dasar anggaran rumah tangga yang ada di organisasi” terangnya.
“Kami tidak menerima, wartawan abal-abal, apalagi preman ngaku wartawan, ujung ujungnya jadi makelar kasus. Ini yang merusak profesi wartawan” tandasnya.
Sumber: Rls IWO Lampung
No Comments